Langsung ke konten utama

Rumah Sakit Bethesda Serukam Melayani Masyarakat Pedalaman

Sudah sejak lama Rumah Sakit Bethesda Serukam melayani masyarakat pedalaman yakni Dayak dan hingga kini, Kamis (3/9). Terletak di kaki pegunungan Mendering, Kabupaten Bengkayang, dalam perkembangannya telah berdiri Akademi Keperawatan pada tahun 2001 dengan tujuan untuk menciptakan tenaga kesehatan bagi warga pedalaman.
Jika kembali pada tahun 2000 kebawah, Rumah Sakit Serukam menjadi tujuan bagi masyarakat Kalbar bahkan warga dari luar Kalbar sendiri untuk berobat. Seiring dengan berkembangnya pelayanan kesehatan di setiap Kabupaten maupun di Provinsi, ternyata cukup berdampak pada jumlah pasien yang berobat ke Serukam.
"Secara umum mengalami penurunan pasien dari luar Serukam. Ini disebabkan faktor eksternal yakni adanya rumah sakit Pemerintah yang mulai berubah seperti fasilitas dan dokter yang bertugas disana. Akan tetapi sejak dua tahun belakangan pasien yang berobat ke Serukam kembali mengalami peningkatan,. Hanya saja dari luar Kalbar seperti Jakarta berkurang," ujar Fransiskus Yanto, Sekretaris Excekutif  Yayasan Bethesda Serukam.
Yanto menjelaskan pada dasarnya adanya rumah sakit Bethesda Serukam untuk melayani masyarakat Dayak pedalaman. Sebab itu sudah menjadi visi dan misi rumah sakit yang berlatar keagamaan.
"Kita konsentrasi melayani bagi masyarakat kelas III kebawah. Ini dibuntikan dengan fasilitas bed  yang mencapai 35 persen. Namun sampai saat ini masih ada pasien yang berasal dari luar Kalbar untuk berobat. Sebab mereka sudah menjadi pasien tetap atau bisa dikatakan langganan ke kita," jelas Fransiskus kepada Tribun.
Untuk menghasilkan tenaga perawat sendiri untuk rumah sakit Bethesda, yayasan sejak tahun 2001 mendirikan Akper Bethesda. "Kita berdiri sejak tahun 2001, sebenarnya sebelum terbentuknya Akper sudah beberapa kali mengalami perubahan. Pertama dari SPP ke SPK lalu menjadi Akper. Dan berencana kita akan meningkatkan lagi menjadi STIKES dan ini sudah dalam kajian," ujar Direktur Akper Bethesda Serukam, Labora Sitinjak kepada Tribun di ruang kerjanya.
 Dalam tahun berjalan, Akper pada tahun ini angkatan IX. Akper Bethesda Serukam menerima murid dari reguler maupun program khusus. Regular yakni dari murid yang dengan biaya sendiri, sementara program khusus merupakan murid yang sudah bekerja atau pegawai untuk dididik menjadi D3 Perawat.
Labora menyadari tantangan lulusan Akper sangat diperlukan bagi masyarakat pedalama
n. "Kita tahun ini menerima khusus mahasiswa dari pedalaman dengan tujuan untuk melayani kesehatan di kampung yang terbilang pedalaman. Sebenarnya program mahasiswa dari pedalaman sudah sejak lama namun masih belum mampu mengikuti serangkaian tes. Tapi untuk tahun ini ada sekitar 20 mahasiswa dan harapannya kesehatan bagi warga terpencil dapat ditangani," jelas Labora.
Pemerintah turut membantu program ini dengan memberikan bantuan lab komputer walau tercatat baru pertama kalinya. Akper Bethesda juga memiliki program beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu dan berprestasi. "Diknakes provinsi dan Diknas membantu peneltian. Perlu diingat bahwa setiap mahasiswa Bethesda harus tinggal di asrama. Walaupun tinggalnya di lingkungan rumah sakit tetap tinggal di asrama," tandasnya.
Adrianus (32),warga Monterado mengatakan adanya rumah sakit Bethesda Serukan telah membantu warga Moterado seluruhnya. "Saya dari kecil sampai besar  berobat di sini. Pernah berobat ke RSUD Abdul Aziz namun disarankan kembali kesini. Disini terlihat pelayanannya sangat profesional meskipun kami warga tidak mampu. Obat dan dokternya sangat peduli dan memberikan pemahaman jelas tentang penyakit. Jika harus dioperasi berarti memang begitu tapi sebelumnya telah dilakukan usaha untuk tidak melakukan operasi dulu," ujar Adrianus kepada Tribun.
Hal yang sama diungkapkan oleh Didi (32) yang  juga warga Monterado mengatakan selama berobat di Serukam mendapatkan pelayanan yang profesional. "Kami berterimakasih adanya rumah sakit yang bertaraf. Dokter specialis tersedia dan harga obatnya juga tidak mahal. Pastinya kami warga disini sangat terbantu," ujarnya.
Didi menambahkan jika penyakit yang diderita tidak mampu ditangani maka langsung di tangani rumah sakit di provinsi. "Kalau tidak bisa ditangani disini biasnya langsung ke RSUD Dr Soedarso dan Antonius. Itupun karena tidak ada alat yang cukup canggih, sedangkan kualitas dokternya cukup handal," pungkasnya

Komentar

bengcu mengatakan…
saya nak tahu lebih banyak lagi tentang rumah sakit umum betesda kalimatan barat kalau boleh tolong
email alamat dan telepon rumah sakit tersebut ke saya punya email address:-

bengcu@yahoo.com

thanks
Tigor Manurung mengatakan…
websitenya: www.borneohospital.com
atau di facebook: Bethesda Mission Hospital

Postingan populer dari blog ini

Fantastis, Pemerintah Kota Pontianak Anggarkan Pembangunan Kantor Kejaksaan Negeri Pontianak Rp 25 Miliar

  Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Pontianak mengucurkan anggaran fantastis untuk pembangunan Kantor Kejaksaan Negeri Kota Pontianak.  Kantor Kejaksaan Negeri Pontianak bakal dibangun dengan alokasi anggaran sebesar Rp 25 Miliar atau tepatnya pagu anggaran Rp  Rp 25.029.777.475,00.  Setelah proses lelang, PT. BUDI BANGUN KONSTRUKSI JL. ADISUCIPTO GG. H. SALEHA DS. ARANG LIMBUNG KEC. SUNGAI RAYA - Kubu Raya (Kab.) - Kalimantan Barat   menjadi pemenang dengan nilai tawaran Rp 20.280.000.000,00. Sebanyak 108 kontraktor mengikuti lelang yang diselenggarakan lewat LPSE Pontianak.  PT BBK sebenarnya bukan penawar terendah. Tercatat bahwa  PT. PUTRA NANGGROE ACEH  membuat harga penawaran sebesar Rp 19.998.615.367,04. Dalam proses lelangnya, PT PNA gagal dan panitia lelang menetapkan PT BBK sebagai pemenang tender pembangunan Kantor Kejaksaan Negeri Kota Pontianak.  Pemkot Pontianak mengalokasikan an...

Kunjungan ke Desa Jungut Batu, Nusa Penida, Bali, 10/4/2011

Mengandalkan Ekowisata, Desa Jungut Batu, Kecamatan Nusa Penida, Bali, menyedikan pemandangan indah Hutan Bakau yang dapat dijelajahi menggunakan Sampan. Usaha penyelamatan lingkungan dalam menghadapi perubaha iklim ini ternyata membawa dampak cukup besar dalam perekonomian warga masyarakat. Kepala Desa, Supitre, mengatakan Hutan Bakau yang ada saat ini kini menjadi sumber penghasilan masyarakat. Disamping juga dengan adanya dukungan wisata laut yang menyimpan terumbu karang indah. "Selain turis datang ke desa Jungut Batu untuk menyelam, mereka kini dapat melihat Hutan Bakau secara langsung. Kita menyediakan sebanyak 33 perahu untuk melihat-lihat Manggrove. 33 orang ini terbagi dalam beberapa kelompok," ujar Supitre. Satu perahu mampu mengangkut sebanyak empat orang turis. Dengan biaya sekali berangkat Rp 70 ribu per trip. Dikatakannya, dalam satu hari pasti ada wisatawan melihat Ekowisata Manggrove. "Dari Rp 70 ribu itu setengahnya masuk ke kas desa. Uang terse...

Eks Menteri Kelautan Perikanan Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Pejabat Eselon 2 dan 3 Mendapatkan Pelatihan PRESTASI

Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Refleksi dan Aktualisasi Integritas (PRESTASI) bagi Pejabat Eselon II, Eselon III, dan Kepala UPT Syahbandar Pelabuhan Perikanan pada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kegiatan berlangsung di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Selasa – Jumat, 15 – 18 Juni 2021.  Para peserta berdasarkan hasil pemetaan manajemen risiko korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) di lingkungan KKP yang disusun oleh Komite Integritas, adalah para pemangku jabatan yang dinilai memiliki kerentanan dan potensi terjadinya KKN. Hal ini diidentifikasi melalui unit kerja eselon 1 dan kegiatan di lingkungan KKP. Ditjen Perikanan Tangkap KKP diketahui memiliki tugas dan fungsi strategis dalam pengelolaan produksi perikanan tangkap, pengelolaan pelabuhan perikanan, serta pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang memiliki target pencapaian penerimaan PNBP setiap tahunnya. Dala...