Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 19, 2011

Kota Pontianak II, 20/4/2011

Pontianak, Kalimantan Barat dikenal juga sebagai Kota Khatulistiwa. Ini karena dilintasi garis Equator ditandai dengan berdirinya Tugu Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa dirancang oleh Arsitek Silaban. Selain itu, Kalbar, begitu panggilan akrab Propinsi ini, dikenal juga memiliki Sungai Kapuas, Sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang  1.143 km . Bayangkan, Sungai Kapuas melewati lima kabupaten. Dari Kabupaten terujung Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia, negara tetangga, yakni Kapuas Hulu, mengalai sampai Ibukota Propinsi Kalbar.

Kota Pontianak, 20/4/2011

Pontianak, Kalimantan Barat terdiri dari 14 Kabupaten/Kota. Kota Pontuianak, Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kabupaten Mempawah, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Melawi, Kabupaten Ketapang, dan Kabupaten Kayong Utara (KKU). Dengan KKR, KKU, Sekadau, Landak, Bengkayang, sebagai Kabupaten yang terakhir dimekarkan. KKU dan KKR terbilang Kabupaten dengan prospek yang cukup menjanjikan dalam sektor ekonominya. Kedua kabupaten ini cukup berhasil dalam meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatannya. Kabupaten KKR berhasil mengembangkan Pertaniannya sebagai Lumbung Padi Kalimantan Barat. Sementara KKU dikenal sebagai Kabupaten produksi Ikan dan budidaya Sarang Burung Walet. Serta di KKU terdapat Taman Nasional Gunung Palong. Sementara untuk Kabupaten Bengkayang dan Sekadau dikenal sebagai pusat perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit.

The History City Pontianak, 20/4/2011

Pontianak  is the capital of the  Indonesian  province of  West Kalimantan . It is a medium-size industrial city on the island of  Borneo . Pontianak occupies an area of 107.82 km² in the  delta of the  Kapuas River . It is located precisely on the  equator , hence it is widely known as Kota Khatulistiwa (Equator City). The city was formerly the capital of the independent  Sultanate of Pontianak  and was founded in  1772  around an old trading station on the Borneo coast. It is built on swampy ground that is subjected to regular flooding by the river, requiring buildings to be constructed on piles to keep them off the ground. It has its name due to the story that the founder had seen an appearance of Kuntilanak ghost at the place to be built for the palace, which he fought to save the people. The 2000 census put Pontianak's population at about 472,220., [ 1 ]  with an  intercensal estimate  in 2006 of 509,804. [ 1 ]  Pontianak is a multicultural city. It has a large populatio

Pontianak hari ke hari

tanggal 19 April 2011, Pontianak cuaca sama seperti hari biasanya, panas terik matahari membakar. Karena sudah terbiasa, masyarakat Kota Pontianak beraktivitas seakan tidak peduli dengan kondisi cuaca yang ada. Pikirannya dalam hati, bagaimana harus mencari nafkah untuk hari ini seberapapun itu hasilnya. Pontianak sebagai Kota Khatulistiwa ternyata di Indonesia sendiri cukup tidak akrab didengar. Kehidupan masyarakat dengan beraneka ragam suku budaya yang ada disini terus mengalir dari hulu hingga ke hilir. Pada hari ini aku melihat sedikit peristiwa yang ada. Hanya saja aku sempat melihat dua anak kecil bersepeda ria seakan menunjukkan kalau mereka berdua adalah sahabat karib. Satunya mengengkol, kawannya dengan santai dan tanpa banyak bicara duduk tenang di belakang sambil memegan erat badan kawannya. Anak inipun terlihat sanatai. Apakah persahabatn mereka akan langgeng hingga dewasa, tua, dan akhirnya pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya. Kuliah sepeda kecil itu menand

Gamangnya Pemerintahanku

Sebagai rakyat jelata, aku melihat pemerintah saat ini hanya ada untuk berbuat seadanya. Tanpa ada perubahan bahkan cenderung membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Membiarkan orang lain berbuat begitu keji kepada sesama rakyat yang lainnya. Indonesia ternyata kini dijadikan ajang pertikaian politik kekuasaan dengan tujuan untuk melanggengkan kekuasaan itu sendiri. Betapa kejinya pemimpin seperti itu dan hanya ada di Indonesia. Sebagai negara berkembang, kini Indonesia kurasakan menghadapi persoalan yang cukup komplek akibat. Itu kurasan sengaja dibuat oleh pemimpinnya. Memaksakan keturunannya untuk memperoleh karir yang baik. Intervensi kekuasaan terjadi dimana-mana. Dengan gaya mendayu-dayu dan bicara terlihat sopan, sebenarnya yang ada kemunafikan. Takut dibilang tidak seagama lalu memungkiri jatidirinya. Berkata bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang terzalimi oleh orang-orang yang dianggapnya "musuhnya'. Padahal dirinya adalah pembual dan pembohong besar. Syuk