Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Daud Cino Yordan Kalahkan Sipho Taliwe Petinju Asal Mandela

Jual beli pukulan mewarnai pertarungan antara petinju kebanggaan Kalbar Daud "Cino" Yordan melawan Sipho Taliwe, petinju asal kelahiran tokoh perdamaian dunia yang baru saja wafat, Nelson Mandela. Pengalaman serta gaya bertinju Cino yang agresif mampu menundukkan Taliwe dalam pertarungan 12 ronde. Sipho Taliwe bahkan harus menggunakan taktik dengan beberapa kali berpura-pura terkena pukulan ilegal yang mengharuskan pertandingan dihentikan beberapa saat. Namun Daud Yordan tidak mau terbawa gaya negatif tinju Taliwe. Berbekal juara dunia kelas ringan IBO, Daud langsung mengambil inisiatif merangsek Taliwe dengan kombinasi pukulan, dari Jab, Hook, dan sekali-kali Uppercut. Ronde ketiga, murni Daud unggul setelah beberapa kali jab dan hook telak menemui sasaran. Pada ronde empat, Daud terus menyerang, dengan gaya fighter, disambut dengan tak kalah gesit dari Taliwe. Di akhir ronde Taliwe sempat mampu beberapa kali melesakkan pukulan kombinasi namun keburu bel berbunyi. Ronde

Tangkap Lele di Jalan Tayan - Sanggau

Kesal dengan kerusakan jalan nasional di Kabupaten Sanggau yang sudah semakin menjadi-jadi. Warga Bodok, Kecamatan Parindu menebar lele untuk ditangkap di tengah-tengah jalan yang sudah berbentuk seperti kolam, pada Minggu (8/12) sekitar pukul 16.00 WIB. Di tengah kolam itu di parkirkan sepeda motor dengan tersandar satu buah triplek berukuran 1x0,5 meter bertuliskan "Lomba Nangkap Lele di Kolam Jalan Negara, Sponsor: ADB". Sekitar 500 warga menyaksikan acara tangkap lele yang diikuti anak-anak ini. "Ini sebagai bentuk protes sosial terhadap kerusakan negara yang dibiarkan oleh pemerintah," jelas Tokoh Masyarakat Parindu, E Acang. Acing mengungkapkan akibat kerusakan jalan yang sudah sangat parah banyak dampak negatif yang dirasakan. Dampak ini sangat luas dari berbagai sektor kehidupan masyarakat. “Ini dampaknya sangat luas ini menyangkut keselamatan, ekonomi, transportasi, kita lihat banyak mobil tumbang,”

Habib Iskandar Bantah Demo Gereja Katolik

Ketua DPD FPI Kalbar Habib Iskandar Alkadrie menyayangkan isu yang coba menunggangi FPI dalam aksi demo yang yang dilakukan di DPRD Kalbar, tadi pagi. Dikatakannya, FPI berunjuk rasa terkait solidaritas yang menimpa umat muslim di Rohingya, Myammar.  "Saya sangat menyesalkan adanya isu FPI akan mendemo gereja katolik terkait patung, saya disini tegaskan itu tidak benar. Kita dari FPI tadi hanya menyampaikan aspirasi di Gedung DPRD Kalbar terkait kasus Muslim Rohingya di Myammar, tapi sangat disayangkan niat baik kita tidak disambut wakil rakyat, karena tidak satupun hadir dan menerima kita," kata Habib Iskandar , Senin (9/12). Habib mengakui aksi demo FPI kerap ditunggangi pihak-pihak lain yang coba mengambil keuntungan. Akibatnya FPI mendapatkan citra negatif dari masyarakat. "Seperti isu ini, itu jelas tidak benar, karena persoalan tersebut sudah ada yang menangani, yakni pemerintah. Masyarakat jangan terprovokasi dengan isu yang tidak benar seperti itu, saya tegas

Kejati Kalbar Bantah Minimnya Penindakan Korupsi Karena Tukar Guling

Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat kembali memperingati Hari Anti Korupsi dengan kegiatan seremonial upacara bendera. Diikuti oleh seluruh jajaran jaksa di lingkungan Kejati Kalbar. Acara dipimpin oleh Kajati Resi Anna Napitulu, mantan Kajati Banten yang saat ini diwilayah tersebut sedang disorot kasus korupsi oleh KPK. Dulu Banten dikenal adem ayem dipimpin oleh Dinasti Ratu Atut Choisyah. Resi Anna yang menjabat sebagai Kajati menggantikan Jasman Panjaitan telah bekerja selama hampir enam bulan. Sedikit berbeda dengan Jasman Panjaitan yang getol mengundang wartawan guna menyampaikan penyidikan maupun penyelidikan dalam penanganan korupsi, Resi Anna Napitulu berbanding terbalik. Dan dalam hari peringatan anti korupsi kali inipun, Kejati Kalbar tidak menyampaikan sejumlah kasus korupsi yang sedang ditangani. Resi hanya menghimbau meminta seluruh jajarannya agar mewujudkan Indonesia bersih, transparan, tanpa korupsi.   Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Kalbar Didik Istiyanta saat

Rp 56 Miliar Untuk RSUD Kota Pontianak

Laporan wartawan Tribunpontianak.co.id, rihard silaban Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Arif Joni Prasetyo berharap agar Rumah Sakit Daerah Kota Pontianak akan menjadi rumah sakit dengan pelayanan modern. Meskipun saat ini masih tergolong rumah sakit tipe C, namun pelayanannya harus prima dengan tarif yang terjangkau. "Kesan rumah sakit daerah yang buruk pelayanannya harus dihilangkan. Maka sejak awal pelayanan rumah sakit ini harus baik dan memiliki SOP yang jelas. Pasien tidak sampai menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Antrian panjang akan diminimalisir," kata Arif Joni Senin (9/12). Ditambahkannya rumah sakit daerah Kota Pontianak Sultan Sy Muhammad Alkadri memang harus mengedepankan pelayanan. Saat ini sedang berlangsung pembahasan RAPBD 2014 antara badan anggaran (banggar) DPRD Kota Pontianak dengan Pemkot. "Dalam pembahasan RAPBD 2014 besar belanja yang diusulkan Pemkot ini untuk rumah sakit tak berkelas ini sebesar Rp 56,2 milyar. Dengan rincia

Midji Raih Penghargaan Pangan

Ketua Dewan Ketahanan Pangan Kalbar, Cornelis yang adalah Gubernur Kalbar memberikan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara 2013 diraih oleh enam orang. Yang terdiri atas Petani, Kelompok Tani, Masyarakat, dan Aparatur Pemerintah. Penghargaan diterima oleh Sutarmidji, Walikota Pontianak kategori Pembina Ketahanan Pangan, Ny Frederika Cornelis, Pemandu. Suma Ruslian, Ketua P4S Sungai Kunyit sebagai pelopor. Lalu Hasan, Siantan Hilir Pelaku Ketahanan Pangan Pemberdayaan, Rusriati, Penyuluh di Sintang, dan Sutina Saleh Lurah Batulayang sebagai Pembina. "Bicara makan persoalan dasar, pangan ini bahasa jawa, susah sebutnya, tapi kalau makan masyarakat Kalbar tahu. Banjir terjadi dimana-mana, jadi harus tahu ketahanan pangan," kata Cornelis. (

Cornelis Bantah Politisasi Jalan Tayan - Sanggau

Gubernur Kalbar Cornelis memastikan bahwa dana proyek perbaikan Jalan Tayan - Sosok- Sanggau hingga Semitau ada. Dan Ia telah melaporkan kondisi terakhir Kalbar ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta. "Saya sudah lapor ke Presiden, rupanya ada gugatan pemenang, dak tahulah aku (pemenang), itu urusan menteri, urusan orang Jakarta, ya cepat selesai cepatlah dia teken," kata Cornelis Kamis (12/12). Laporan ke Presiden disampaikan Cornelis dalam pertemuan yang berlangsung selama empat jam. Dalam pertemun tersebut disampaikan juga kondisi pembangunan ekonomi, politik, dan keamanan di Kalbar. "Yang mendesak  itu tadilah, sedangkan pantai utara sudah clear, tinggal itu (tandatangan kontrak). Ya udah, duit sudah ada, duit pemerintah pusat dan ADB. (Ribut) repot kita bisa dicabut, makanya kita tak usah ribot," Cornelis menuturkan bahwa kewajibannya sebagai Gubernur selama dua tahun telah dilaksanakan. Yakni pembebasan tanah di kanan kiri jalan. "Dan kita

Pangan Kalbar Terancam Banjir

Gubernur Kalbar Cornelis  meminta para kepala daerah serta instansi terkait untuk mewaspadai musim penghujan dengan intensitas cukup tinggi mengancam pertanian. Terkhususnya pertanian padi yang terkena dampak akibat banjir. "Itulah saya mau lihat Kapuas Hulu, Sintang, Sekadau, mau lihat pertanian padi, sekarang orang kan lagi musimnya nanam padi, apa rusak atau tidak, dengan mengetahui ini bisa prediksi panen kita gagal atau tidak, dengan demikian apa langkah kita selanjutnya untuk mempertahankan atau menyediakan pangan di Kalbar," kata Cornelis usai membuka rapat koordinasi ketahanan pangan di Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (12/12).    Kalbar, kata Cornelis, tidak menargetkan berlebihan terkait persedian padi. Dimana cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi masyarakat Kalbar. "Paling tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sendiri, sudah bagus. Maka kita mulai mengkaji, meneliti, melihat, bagaimana tantangan kedepan. Tahun ini pangan khususnya padi agak lumayan, ada peningka

BBM Langka di Meliau, Sanggau, Kalimantan Barat

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terutama jenis solar dikeluhkan kalangan petani maupun pengusaha di Kecamatan Meliau. Kelangkaan itu sudah terjadi sejak sepekan terakhir.   Akibat kelangkaan itu, petani maupun pengusaha mengeluh karena kendaraan pengangkut sawit milik masyarakat tak beroperasi. Kondisi ini tentu mengancam perekonomian masyarakat di Meliau karena mayoritas warganya sebagai petani.   "Banyak sopir truk angkutan sawit terpaksa parkir karena tidak ada persediaan solar. Mereka banyak mengeluhkan kondis ini kepada saya,” ujar Kepala Desa (Kades) Melawi Makmur, Kecamatan Meliau, Sung Cin Fui, pada Kamis (12/12).   Ia mengakui selama ini para sopir membeli kepada satu agen besar yang ada di Kota Meliau. Namun, pemilik agen diduga diamakan oleh pihak berwajib sekitar dua pekan lalu sehingga agen solar tersebut tutup. "Semenjak itulah solar mulai krisis," jelasnya.   Kondisi ini diungkapkannya bahkan berpengaruh luas pada masyarakat di Meliau. Karena,