Ancaman angin Puting Beliung diprediksi masih ada seiring dengan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, Selasa (20/10). Sementara itu warga yang menjadi korban mulai memperbaiki kerusakan akibat atap rumahnya diterbangkan beberapa meter.
Fasilitas umum seperti aliran listrik yang sempat putus kembali berangsur normal. Kondisi sebaliknya terjadi pada kubah Masjid Al Ikhlas yang porak poranda belum diperbaiki mengingat berlangsungnya Manasik Haji Ketapang. Hal sama tergambar pada rumah milik H Thamrin di jalan H Mansur yang belum diperbaiki.
Sementara itu empat rumah toko (ruko) yang turut menjadi korban keganasan angin puting beliung sudah diperbaiki. "Kita sudah perbaiki satu atap ruko, ini sekarang yang kedua. Empat atap ruko bisa terangkat dan menghantam rumah H Thamrin. Terkena kayu 5 x 10 m2, sementara atap lainnya menghantan jaringan listrik hingga meledak dan putus," ujar Jono( 37) satu diantara penghuni ruko Permata Dua Asri kepada Tribun sedang memasang gording.
Jono mengungkapkan akibat kejadian ini rugi sekitar Rp 5 juta. Jumlah ini berdasarkan kondisi seng dan kayu atap yang peyot dan patah. Sementara korban jiwa dalam peristiwa ini berhasil dihindari.
"Mengerikan, karena kami gak tahu kalau ada angin kencang gitu. Kami bertiga waktu itu ada diatas dan lagi nutup pintu. Saya gak mampu karena kuatnya angin lalu dibantuin sampai hampir terpental. Sampai nahan sekiat tenaga dan berapa saat kemudian atap terangkat dan diterbangkan," jelas Andika, penghuni lainnya.
Hal yang sama diungkapkan Ahmad mengatakan keheranannya atas peristiwa saat itu. Selama ini Ia belum pernah melihat angin sekuat dan sekencang itu hingga dapat menerbangkan atap rumah yang cukup kuat terpasang.
"Atap ini sudah cukup kuat, bayangkan kuda-kuda 7 x m2 terlepas pakunya dan jatuh didepan. Kayu ini yang menghantam listrik hingga putus dan meledak. Bersyukur kami selamat," tuturnya.
Merugi 100 Juta
Perencanaan Distribusi Cabang PLN Ketapang, Junaidi mengatakan akibat angin kencang yang terjadi pada Senin (19/10), sore sekitar pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB mengakibatkan kerusakan pada jaringan penyulang.
"Benar terjadi kerusakan pada saluran penyulang. Ada empat penyulang menjadi korban angin kencang dan terparah pada line Pawan 4. Jalur hubungan KH Mansur, Kol Sugiono, Agus Salim, DI Panjaitan, dan KS Tubun. Ini jalur kota dan sesaat itu kita langsung atasi dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan kembali normal," ujar Junaidi kepada Tribun di ruang kerjanya.
Tiga line lainnya, Pawan 2 jalur Pesaguan menuju Kendawangan, Pawan 9 jalur Sukaharja menuju Teluk Batang, dan Pawan 5 jalur Sukaharja menuju Tayap lalu Tumbang Titi dan terakhir Sandai. Saat kejadian turut padam atau Trip.
"Khusus pada jalur Kota ada kabel yang putus 2 fase. Istilaj kami fase S dan T. Fungsinya sebagai penyalur atau konduktor ACS 1 x 70 mm. DI lokasi ini sekitar 500 meter kabel putus atau sepuluh tiang listrik. Terpaksa kita melakukan pemotongan saluran pada kondisi ini pada LBS Tegas. Akibat kejadian ini kita mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta untuk material," ungkap Junaidi.
Dan kerugian terhadap pemadaman sekitar 4500 KWH. "Dihitung per jamnya kerugian 1500 KW. Jadi selama kurang lebih tiga jam total 4500 KWH. Saat ini kondisi sudah normal hanya mengalami gangguan saluran rumah (SR). Ini akibat tertimpa pohon dan petugas kami sedang memperbaikinya," pungkasnya.
Side Bar
Kepala Stasiun Meteorologi Rahadi Usman, Hazaim mengatakan cuaca di Ketapang memasuki musim penghujan. "Saat ini kita mengalami perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan. Selama dalam fase ini ada fenomena pergerakan awan yang mengakibatkan angin kencang dan halilintar," ujar Hazaim.
Lebih jauh menjelaskan bahwa akibat adanya pergerakan ini mengakibatkan kemunculan awan comulunimbus. "Pada kondisi 4/8 atau setengah daerah Ketapang. Terjadi di atas dengan pergerakan awan yang cukup tinggi. Saya bisa katakan agar lebih waspada dan hindari angin puting beliung. Walaupun terjadi sangat cepat sebisa mungkin hindari. Prediksi kita berdasarkan BMG Pontianak kemungkinam fenomena ini berlangsung selama beberapa hari kedepan," tandasnya.
Stasiun Meteorologi terus memantu dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kondisi cuaca yang kemungkinan akan ekstrem. (rhd)
Fasilitas umum seperti aliran listrik yang sempat putus kembali berangsur normal. Kondisi sebaliknya terjadi pada kubah Masjid Al Ikhlas yang porak poranda belum diperbaiki mengingat berlangsungnya Manasik Haji Ketapang. Hal sama tergambar pada rumah milik H Thamrin di jalan H Mansur yang belum diperbaiki.
Sementara itu empat rumah toko (ruko) yang turut menjadi korban keganasan angin puting beliung sudah diperbaiki. "Kita sudah perbaiki satu atap ruko, ini sekarang yang kedua. Empat atap ruko bisa terangkat dan menghantam rumah H Thamrin. Terkena kayu 5 x 10 m2, sementara atap lainnya menghantan jaringan listrik hingga meledak dan putus," ujar Jono( 37) satu diantara penghuni ruko Permata Dua Asri kepada Tribun sedang memasang gording.
Jono mengungkapkan akibat kejadian ini rugi sekitar Rp 5 juta. Jumlah ini berdasarkan kondisi seng dan kayu atap yang peyot dan patah. Sementara korban jiwa dalam peristiwa ini berhasil dihindari.
"Mengerikan, karena kami gak tahu kalau ada angin kencang gitu. Kami bertiga waktu itu ada diatas dan lagi nutup pintu. Saya gak mampu karena kuatnya angin lalu dibantuin sampai hampir terpental. Sampai nahan sekiat tenaga dan berapa saat kemudian atap terangkat dan diterbangkan," jelas Andika, penghuni lainnya.
Hal yang sama diungkapkan Ahmad mengatakan keheranannya atas peristiwa saat itu. Selama ini Ia belum pernah melihat angin sekuat dan sekencang itu hingga dapat menerbangkan atap rumah yang cukup kuat terpasang.
"Atap ini sudah cukup kuat, bayangkan kuda-kuda 7 x m2 terlepas pakunya dan jatuh didepan. Kayu ini yang menghantam listrik hingga putus dan meledak. Bersyukur kami selamat," tuturnya.
Merugi 100 Juta
Perencanaan Distribusi Cabang PLN Ketapang, Junaidi mengatakan akibat angin kencang yang terjadi pada Senin (19/10), sore sekitar pukul 16.00 WIB hingga 19.00 WIB mengakibatkan kerusakan pada jaringan penyulang.
"Benar terjadi kerusakan pada saluran penyulang. Ada empat penyulang menjadi korban angin kencang dan terparah pada line Pawan 4. Jalur hubungan KH Mansur, Kol Sugiono, Agus Salim, DI Panjaitan, dan KS Tubun. Ini jalur kota dan sesaat itu kita langsung atasi dan membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan kembali normal," ujar Junaidi kepada Tribun di ruang kerjanya.
Tiga line lainnya, Pawan 2 jalur Pesaguan menuju Kendawangan, Pawan 9 jalur Sukaharja menuju Teluk Batang, dan Pawan 5 jalur Sukaharja menuju Tayap lalu Tumbang Titi dan terakhir Sandai. Saat kejadian turut padam atau Trip.
"Khusus pada jalur Kota ada kabel yang putus 2 fase. Istilaj kami fase S dan T. Fungsinya sebagai penyalur atau konduktor ACS 1 x 70 mm. DI lokasi ini sekitar 500 meter kabel putus atau sepuluh tiang listrik. Terpaksa kita melakukan pemotongan saluran pada kondisi ini pada LBS Tegas. Akibat kejadian ini kita mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta untuk material," ungkap Junaidi.
Dan kerugian terhadap pemadaman sekitar 4500 KWH. "Dihitung per jamnya kerugian 1500 KW. Jadi selama kurang lebih tiga jam total 4500 KWH. Saat ini kondisi sudah normal hanya mengalami gangguan saluran rumah (SR). Ini akibat tertimpa pohon dan petugas kami sedang memperbaikinya," pungkasnya.
Side Bar
Kepala Stasiun Meteorologi Rahadi Usman, Hazaim mengatakan cuaca di Ketapang memasuki musim penghujan. "Saat ini kita mengalami perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan. Selama dalam fase ini ada fenomena pergerakan awan yang mengakibatkan angin kencang dan halilintar," ujar Hazaim.
Lebih jauh menjelaskan bahwa akibat adanya pergerakan ini mengakibatkan kemunculan awan comulunimbus. "Pada kondisi 4/8 atau setengah daerah Ketapang. Terjadi di atas dengan pergerakan awan yang cukup tinggi. Saya bisa katakan agar lebih waspada dan hindari angin puting beliung. Walaupun terjadi sangat cepat sebisa mungkin hindari. Prediksi kita berdasarkan BMG Pontianak kemungkinam fenomena ini berlangsung selama beberapa hari kedepan," tandasnya.
Stasiun Meteorologi terus memantu dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang kondisi cuaca yang kemungkinan akan ekstrem. (rhd)
Komentar