Komite medik RSUD Agoes Djam terdiri dari dokter gigi, umum, dan spesialis mempertanyakan hak berupa jasa selama tahun 2009 ke Pemerintah Daerah Ketapang yang belum diterima, Rabu (10/2). Tidak hanya itu, komite medik juga mempertanyakan masalah Jamkesmas, gedung, dan tarif sejak diberlakukan BLU.
Namun ditanya apakah merupakan bentuk protes, ketua komite medik, Dr Nouval membantahnya. Apa yang dilakukan oleh komite medik sebelumnya telah disampaikan namun pertemuan ini tidak mengajak serta pihak manajemen RSUD Agoes Djam.
"Saya rasa bukan demo tapi mempertanyakan pembayaran jasa selama tahun 2009. Pelayanan tetap kita lakukan dan sebagaimana seperti biasanya. Hanya saja memang jasa selama tahun 2009 belum kami terima dan ini satu bagian meteri yang kita sampaikan. Kita juga bertanya mengenai Jamkesmas, Gedung, dan Tarif RSUD Agoes Djam berikutnya," ujar Nouval kepada Tribun ditemui dikediamannya.
Nouval tidak membantah ketika pertemuan ini dilakukan menjadikan pelayanan ditutup lebih cepat. Ia menuturkan dengan adanya pertemuan ini, menghentikan pelayanan sekitar pukul 10.30 WIB, atau lebih awal. "Karena ada pertemuan pelayanan ditutup lebih awas, sekitar pukul 10.30 WIB. Komite medik kemudian melakukan pertemuan dengan pihak Pemda. Untuk dokter yang melakukan operasi bedah tetap seperti biasa. Jadi secara umum pelayanan tetap ada," jelas Nouval.
Ditanya harapannya, Nouval meminta pihak menajeman agar lebih terbuka dan segera melakukan pembayaran. Karena bagaimanapun pekerjaan yang dilakukan komite medik lebih dahulu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Profesi kita juga butuh mendapatkan jasa yang selayaknya. Hal itu yang kita pertanyakan. Hubungan kita dengan pihak manajemen juga baik, dan saya sudah katakan bahwa sebelumnya juga kita telah sampaikan akan bertemu dengan Pemda. Komite medik hanya ingin memperoleh hak jasa yang seharusnya didapat," imbuhnya.
BLU Rp 7 M
Dikonfirmasi terpisah, pihak manajemen RSUD Agoes Djam, Drg Djoko Hartono mengatakan bahwa saat ini sedang memproses tunjangan para dokter. Belum dibayarnya tunjangan dikerenakan baru diterimanya dana Jamkesmas dari pemerintah pusat. RSUD Agoes Djam baru menerima di akhir tahun 2009, dan saat ini pegawai sedang memprosesnya.
"Bukan demo, tapi menyampaikan tunjangan yang belum diterima. Kita akui adanya keterlambatan pembayaran yang karena dan Jamkesmas dari pusat belum dibayarkan. Proses adsministrasi sudah dilakukan dan kita juga sudah menambah pegawai untuk mempercepat perhitungannnya. Karena bukan sedikit, tahun 2009 ini semua tunjangan pegawai mengalami kenaikan," ujar Djoko Hartono kepada Tribun ditemui di kantornya.
Tunjangan dokter pada tahun 2008 berkisar Rp 2,5 sampai dengan 7 juta. Dinaikan menjadi Rp 15 juta diterima merata untuk semua dokter. Sehingga hal ini yang membutuhkan proses. "Kita ingin memberikan yang terbaik bagi dokter, hanya saja keterlambatan dana dari Jamkesmas. Tahun 2008 tidak mendapatkan tunjangan Jamkesmasda, ditahun 2009 diberikan. Hal ini yang saat ini sedang diproses," tandasnya.
Djoko menambahkan bahwa dengan status BLU untuk RSUD Agoes Djam, pada tahun 2009 memperoleh pendapatan Rp 7 miliar. "Pendapatan tahun 2009 sekitar Rp 7 miliar. Ini juga merupakan bagian dari proses. Kedepannya masalah keterlambatan tidak terjadi," janjinya.
Namun ditanya apakah merupakan bentuk protes, ketua komite medik, Dr Nouval membantahnya. Apa yang dilakukan oleh komite medik sebelumnya telah disampaikan namun pertemuan ini tidak mengajak serta pihak manajemen RSUD Agoes Djam.
"Saya rasa bukan demo tapi mempertanyakan pembayaran jasa selama tahun 2009. Pelayanan tetap kita lakukan dan sebagaimana seperti biasanya. Hanya saja memang jasa selama tahun 2009 belum kami terima dan ini satu bagian meteri yang kita sampaikan. Kita juga bertanya mengenai Jamkesmas, Gedung, dan Tarif RSUD Agoes Djam berikutnya," ujar Nouval kepada Tribun ditemui dikediamannya.
Nouval tidak membantah ketika pertemuan ini dilakukan menjadikan pelayanan ditutup lebih cepat. Ia menuturkan dengan adanya pertemuan ini, menghentikan pelayanan sekitar pukul 10.30 WIB, atau lebih awal. "Karena ada pertemuan pelayanan ditutup lebih awas, sekitar pukul 10.30 WIB. Komite medik kemudian melakukan pertemuan dengan pihak Pemda. Untuk dokter yang melakukan operasi bedah tetap seperti biasa. Jadi secara umum pelayanan tetap ada," jelas Nouval.
Ditanya harapannya, Nouval meminta pihak menajeman agar lebih terbuka dan segera melakukan pembayaran. Karena bagaimanapun pekerjaan yang dilakukan komite medik lebih dahulu memberikan pelayanan kepada masyarakat.
"Profesi kita juga butuh mendapatkan jasa yang selayaknya. Hal itu yang kita pertanyakan. Hubungan kita dengan pihak manajemen juga baik, dan saya sudah katakan bahwa sebelumnya juga kita telah sampaikan akan bertemu dengan Pemda. Komite medik hanya ingin memperoleh hak jasa yang seharusnya didapat," imbuhnya.
BLU Rp 7 M
Dikonfirmasi terpisah, pihak manajemen RSUD Agoes Djam, Drg Djoko Hartono mengatakan bahwa saat ini sedang memproses tunjangan para dokter. Belum dibayarnya tunjangan dikerenakan baru diterimanya dana Jamkesmas dari pemerintah pusat. RSUD Agoes Djam baru menerima di akhir tahun 2009, dan saat ini pegawai sedang memprosesnya.
"Bukan demo, tapi menyampaikan tunjangan yang belum diterima. Kita akui adanya keterlambatan pembayaran yang karena dan Jamkesmas dari pusat belum dibayarkan. Proses adsministrasi sudah dilakukan dan kita juga sudah menambah pegawai untuk mempercepat perhitungannnya. Karena bukan sedikit, tahun 2009 ini semua tunjangan pegawai mengalami kenaikan," ujar Djoko Hartono kepada Tribun ditemui di kantornya.
Tunjangan dokter pada tahun 2008 berkisar Rp 2,5 sampai dengan 7 juta. Dinaikan menjadi Rp 15 juta diterima merata untuk semua dokter. Sehingga hal ini yang membutuhkan proses. "Kita ingin memberikan yang terbaik bagi dokter, hanya saja keterlambatan dana dari Jamkesmas. Tahun 2008 tidak mendapatkan tunjangan Jamkesmasda, ditahun 2009 diberikan. Hal ini yang saat ini sedang diproses," tandasnya.
Djoko menambahkan bahwa dengan status BLU untuk RSUD Agoes Djam, pada tahun 2009 memperoleh pendapatan Rp 7 miliar. "Pendapatan tahun 2009 sekitar Rp 7 miliar. Ini juga merupakan bagian dari proses. Kedepannya masalah keterlambatan tidak terjadi," janjinya.
Komentar