Langsung ke konten utama

Diduga Suspect H1N1, Amsarif di Isolasi

Amsarif (22) terbaring di ruang Isolasi khusus Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz Singkawang, Selasa (11/8). Ia diduga terjangkit virus H1N1 atau flu Babi, yang pertama kali diketahui oleh penjaga pos batas Enthikong, Sanggau Kapuas setelah pulang dari Malaysia untuk bekerja.
Amsarif yang terdeteksi segera di rujuk ke RSUD Abdul Aziz. Ia tiba di RSUD Abdul Aziz sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (10/8), dua hari lalu. Setelah mendapatkan perawatan, kondisi Amsarif mulai membaik namun dokter yang menanganinya belum berkomentar banyak. Sebelumnya, RSUD Abdul Aziz oleh Dinas Kesehatan RI ditunjuk sebagai rumah sakit yang dapat menangani pasien H1N1.
Tim Penanganan Virus H1N1, dokter I Dewa Putu Surawan, mengatakan kondisi pasien secara umum mulai membaik. "Kondisi Amsarif mulai membaik dan tercatat saat ini suhu panas badannya sekitar 36 derajat  celsius. Kita sudah mengambil sampel darahnya dan saat ini menunggu alat untuk mengambil cairan tenggorokan (di- Swep) dari Dinas Kesehatan. Saat ini alat itu dalam perjalanan, dan setelah diambil pasien kemungkinan dapat pulang," ujar Putu, spesialis penyakit dalam yang telah ditunjuk oleh pemerintah menangani pasien H1N1 kepada Tribun di ruang ICU.
Putu mengungkapkan bahwa kondisi  pasien tiba di Abdul Azizi tidak dalam kondisi yang parah. Ia berusaha untuk semaksimal mungkin untuk mengisolasi kondisi pasien yang masih diduga. "Kita jalankan sesuai standar operasional prosedur untuk kasus H1N1 yang ditetapkan dari Dinas Kesehatan Pusat. Saya lihat secara umum kondisi pasien sangat bagus dan sudah bisa makan dan minum seperti biasanya. Pasien meminta untuk pulang karena Ia merasa tidak mengalami gejala H1N1," jelas Putu.
Ia baru saja melakukan pemeriksaan terhadap pasien dengan menggunakan perlengkapan masker dan pelindung tubuh.
Sementara orangtua Amsarif, Aswandi (47) mengaku terkejut mendengar anaknya dirawat di RSUD Abdul Aziz. "Saya tahu dari anak Saya yang kerja di Cap Kal. Burhan (18) melalui telpon bilang abangnya di rawat dan kena flu babi. Saya kaget, Saya langsung berangkat mimjam  motor tetangga. Alhamdulillah kondisinya sekarang sudah baikan. Tadi sudah bisa makan," ujar Aswandi kepada Tribun.
Aswandi mengatakan Amsarif  yang kerja di Malaysia sudah setahun belakangan. "Anak Saya kerja bangunan, rencananya mau pulang ke Pontianak. Kami tinggal di Gang Sambas Jaya, Kelurahan Batulayang, Pontianak Utara, kata Amsarif sewaktu melintas pos batas kan diperiksa suhu tubuhnya. Saat itu panasnya tinggi dan diduga H1N1. Tapi menurut Amsarif, Ia sebenarnya merasa hanya demam tinggi," ujar Aswandi yang tampak cemas.
Menurut informasi terbaru, Amsarif bersama ayah dan adiknya sekitar pukul 17.00 WIB telah meninggalkan RSUD Abdul Aziz Singkawang untuk pulang ke rumahnya. Dan sampel tenggorakan telah diambil untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
"Sekitar pukul 17.00 WIB, tadi, pasien sudah meninggalkan Abdul Aziz. Sampel telah diambil dan saat ini Kita menunggu hasil pemeriksaan," ujar I Dewa Putu

Komentar

Anonim mengatakan…
Met malam semua, saya mau nanya neh..masih ada lowongan gak untuk posisi dokter bedah umum di rumah sakit bethesda ataupun rumah sakit lainnya..kalo ada, tolong email ke msjulia_lim@yahoo.com. atau telp ke 081356025011, tolong infonya ya..terima kasih.

Postingan populer dari blog ini

Pemuda dan LSM Anti Korupsi Kalimantan Tengah Mendapatkan Sekolah Intensif Dari KPK

HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar kegiatan Sekolah Intensif Pemuda dan LSM Antikorupsi tahun 2021 di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Kegiatan diselenggarakan mulai 22 – 24 Oktober 2021 bertempat di Hotel Neo Palma Palangkaraya. Kegiatan diikuti oleh 29 peserta dari 155 pendaftar. Dalam pembukaan kegiatan, Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan para pemuda dan LSM dalam pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor), serta bagaimana mendorong peran serta aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi. “Kami meyakini pemuda memiliki semangat yang lebih dan semangat tersebut harus terus dibina agar tertanam menjadi semangat antikorupsi,” ujar Kumbul. Dengan mengikuti sekolah pemuda dan LSM antikorupsi, kata Kumbul, diharapkan para generasi muda dapat melaporkan dugaan tindak pidana korupsi di sekitarnya ke KPK dengan laporan yang berkualitas...

Gubernur Kalbar Sutarmidji Targetkan Vaksinasi Kota Pontianak 250 Ribu Dalam Dua Bulan Mendatang

  Gubernur Kalbar Sutarmidji lewat akun media sosial Facebooknya menyampaikan bahwa vaksinasi di Kota Pontianak sudah mencapai 75 ribu orang.  Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kota Pontianak  Hal itu disampaikannya pada Minggu 27 Juni 2021, Gubernur Sutarmidji menuturkan bahwa vaksinasi di Kalbar telah menyasar sekitar 200 ribu jiwa.  "Assalamu'alaikum, Alhamdulillah hingga hari ini di Pontianak warga yang sudah divaksin mencapai 75 ribu orang,". "Se-Kalbar sudah lebih 200.000 orang,". Gubernur Sutarmidji menargetkan bahwa sekitar dua bulan ke depan Pontianak bisa mencapai sekitar 200 hingga 250 ribu. "Kalbar (bisa,red) 500 ribu orang yang divaksin. Ini adalah ihktiar kita," terang Midji, sapaan akrab orang nomor satu di Kalbar.  Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini berharap pandemi Covid-19 yang melanda di dunia bisa segera berlalu. Terkhususnya di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat.  "Semoga Covid segera berlalu. Saya sarankan mas...

Rumah Sakit Bethesda Serukam Melayani Masyarakat Pedalaman

Sudah sejak lama Rumah Sakit Bethesda Serukam melayani masyarakat pedalaman yakni Dayak dan hingga kini, Kamis (3/9). Terletak di kaki pegunungan Mendering, Kabupaten Bengkayang, dalam perkembangannya telah berdiri Akademi Keperawatan pada tahun 2001 dengan tujuan untuk menciptakan tenaga kesehatan bagi warga pedalaman. Jika kembali pada tahun 2000 kebawah, Rumah Sakit Serukam menjadi tujuan bagi masyarakat Kalbar bahkan warga dari luar Kalbar sendiri untuk berobat. Seiring dengan berkembangnya pelayanan kesehatan di setiap Kabupaten maupun di Provinsi, ternyata cukup berdampak pada jumlah pasien yang berobat ke Serukam. "Secara umum mengalami penurunan pasien dari luar Serukam. Ini disebabkan faktor eksternal yakni adanya rumah sakit Pemerintah yang mulai berubah seperti fasilitas dan dokter yang bertugas disana. Akan tetapi sejak dua tahun belakangan pasien yang berobat ke Serukam kembali mengalami peningkatan,. Hanya saja dari luar Kalbar seperti Jakarta berkurang," ujar...