Langsung ke konten utama

Postingan

Perjalanan ke Pulau Seribu Pulau, 8/4, "Istirahat Selepas Perjalan Melelahkan"

Setelah mendarat dengan keadaan utuh d Bandara Ngurah Rai Bali, bertemu dengan teman-teman sesama jurnalis lingkungan. Kami melanjutkan perjalan ke Resort Mercure Hotel, Sanur, Bali. Awal, aku mengira cukup jauh setelah mendapatkan informasi dari warga yang kutanya di bandara. "Jauh, itu didaerah sana...." ujar pria yang sebelumnya akrab berbahasan Bali dengan temannya. Akupun menjadi bertanya-tanya informasi tersebut betul atau hanya sekedar informasi yang tidak akurat. Menggunakan Bus Pariwisata, aku dan rombongan kecil bersama jurnalis Kompas, Tempo, The Jakarta Post, Jurnal Nasional, dan Media Indonesia, ikut pula Antara, tiba sekitar pukul 11.00 Wib di Resort, begitu aku menyebutnya supaya lebih keren dikit....hehehe. Sesampainya di Lobby hotel, kami harus mendaftar dulu, (Emang sih kamar sudah dipesan, mungkin karena orang Indonesia atau turis lokal bermodal lokal pula, masalah reservasi harus berbelit-belit). Kata petugas, harus di urutkan dulu....teman-tem...

Tiba di Bali, 8/4, malam hari, "Pertama Kali Menginjakkan Kaki di Bali"

Sekitar pukul 21.35 Wib, waktu Indonesia bagian tengah, aku tiba untuk pertama kalinya di Bandar Udara Ngurah Rai, Bali. Tiba sudah malam hari, pemandangan indah pantai Bali, saat itu tidak kulihat. Hanya temaran lampu berbagai warna tampak dari dalam pesawat. (sykur aku duduk di pinggir). Dengan PEDE, aku keluar dari pesawat dan menuju terminal kedatangan. Padalah saat itu, perasaanku tidak tahu harus kemana. Maju terus, aku pun tiba di luar pintu kedatangan. Kulihat turis asing mendominasi Bandar Udara Ngurah Rai. Dari berkebangsaan Eropa Timur, sampai Eropa Tengah, hingga turis belahan dunia selatan, lalu lalang membawa papan selancar. Terdengar berbagai dialek bahasa, aku tidak tahu percakapan apa yang sedang dibicarakan. Sementara aku di sudut  gerbang tempat zebra cross berada, menunggu sambil mencoba menghubungi orang yang mengundang!!!. Akhirnya mendapatkan petunjuk, ternyata pengundang juga baru mendarat dari Jakarta, dan saat ini sedang mengambil bagasi. ((((dalam h...

Catatan pinggir, tgl 15/4

Menyusuri daerah Punggur Besar, menuju desa parit sarim yang terletak sekitar satu jam perjalanan dari Polsek Sungai Kakap. Aku menemukan sebuah kawasan yang cukup luas dan masih asriditumbuhi dengan berbagai pohon di pinggiran rumah dan sepanjang jalan. Aku menemukan sebuah keluarga dengan kehidupan yang sangat sederhana.Keluarga tersebut menggangtungkan hidupnya kepada hasil buruan bapaknya. Serta hasil panenan ibunya. Keluarga yang semuanya bekerja keras untuk hidup. Inilah gambaran cara pertanian masyarakat bawah di Indonesia. Tiada bantuan atau perhatian pemerintah yang berkuasa (Susilo Bambang Yudhoyono). Petani ini tetap giat dan bekerja dengan hari esok yang kuanggap "tidak jelas" arahnya kemana.

Perjalan menuju Pulau Dewata,,,,,

Tanggal 8 April 2011, merupakan hari sejarah dalam cerita hidupku. Sebagai jurnalis di harian Tribun Pontianak, aku ditunjuk untuk mengikuti Jurnalis Lingkungan di Sanur, Bali, yang diselenggarakan CIFOR (Center for International Forestry Research). Perasaan pertamaku adalah bingung dan apakah aku mampu akan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh NGO Environmental. Aku beranikan diri untuk terus maju, karena jiwaku memang tidak akan menyerah terhadap hal-hal baru yang bisa membuat maju.  

Bunga Diperkosa Sebanyak 25 Kali Oleh Pamannya, Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap

Bunga (15), siswi SMP tidak menyangka kalau dirinya selama ini hamil dan akan melahirkan. Ia tahu dirinya hamil setelah anak dalam kandungannya lahir pada tanggal 2 April 2011, lalu. Ia menyangka selama ini gerak bayi dalam perutnya adalah sakit biasa apalagi bentuk tubuh tidak menunjukkan perubahan layaknya wanita mengandung lainnya. "Tahunya hamil sudah melahirkan tanggal 2 April lalu. Perut gak besar, kalau ada yang gerak di dalam, kira hanya sakit biasa," ujar Bunga sambil menggendong anaknya di kediamannya yang sangat sederhana tersebut, Kamis (15/4), siang. Keluarga terkejut bukan kepalang melihat Bunga kesakitan dan akhirnya melahirkan anak. Ia memang menutupi sekuat tenaga untuk tidak menceritakan kepada kedua orangtua dan sanak saudaranya. Dengan ciri fisik yang seperti biasanya, nyaris tidak menimbulkan kecurigaan di keluarga dan teman-teman sekolahnya. "Sampai melahirkan saya masih sekolah, teman-teman pada gak tahu kalau saya melahirkan. Setelah melahi...

Melihat Budidaya Rumput Laut di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkungan, Bali

REDD+ dalam Peran Lahan Basah

Center For International Forestry Research atau Pusat Penelitan Kehutanan Internasional mengadakan pelatihan Jurnalis Lingkungan kepada beberapa wartawan nasional dan daerah di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di Sanur, Bali, dari tanggal 8-11 April serta mengunjungi Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida. Pada  pelatihan Jurnalis Lingkungan CIFOR bersama SIEJ (SOciety Of Indonesian Environmental Journalists) memberikan pemahaman Reducion Emission From Deforestation and Forest Degradation (REDD+). Hasil dari penelitian dari tahun 1990-2005, sebanyak 13 Juta Hektar lahan per tahun terjadi Deforestasi akibat konversi hutan menjadi lahan pertanian. Kini konversi tersebut berlangsung dan dalam tahap mengkhawatirkan. Deforestasi mengakibatkan lepasnya Karbon yang awalnya tersimpan di dalam pohon sebagai emisi Karbondioksida. Hal ini berlangsung dengan cepat apabila pohon di bakar dengan cepat dan berjalan lambat apabila kayu dan dedaunan mengalami pelapukan secara alami. Hal in...

Menjemur Rumput Laut di Desa Jungut Batu, Pulau Nusa Penida, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkungan, Provinsi Bali, Indonesia

Angelo Butuh Uluran Tangan

Kondisi Angelo Agustinus Christian Jeno (5 bulan), bayi menderita Hipoksi yang dirawat di ICCU RSU St Antonius membuat hati Ketua Perkumpulan Perempuan Dayak, Katharina Lies terenyuh, Sabtu (22/1). Ia melihat langsung kondisi Angelo, yang terbaring di ventilator selama dari lahir tanggal 17 Agustus, tahun lalu. Katharina Lies terlihat menatap dalam mata Angelo yang terbuka namun tidak bisa melihat bahkan untuk berkedippun susah. Hal itu membuat Katharina Lies entah sengaja atau tidak mengeluarkan kata-kata semangat. "Luar biasa, dengan kondisi ini mampu bertahan hingga saat ini," ujar Kathalina Lies. Terbersit diwajahnya yang tegang tidak tega melihat Angelo yang dimulutnya harus dimasukkan selang dan termasuk juga dari hidungnya dimana berfungsi untuk membantu menyalurkan oxigen serta asupan makanan. "Saya sangat prihatin melihat Angelo seperti itu. Apalagi dari lahir hingga usia lima bulan lebih dirawat di ICCU dengan alat bantu makanan dan oxigen. Angelo lahir t...

Sejarah Ketapang yang mulai terkuak

Sejarah Kabupaten Ketapang yang dianggap sebagai tempat berdirinya kerajaan Tanjungpura yang dianggap sebagai kerajaan pertama di Kalimantan Barat mulai mendekati kenyataa. Dimana Balai Arkeologi Banjarmasin telah berhasil menemukan Situs Candi diperkirakan dari Abad 14-15. Namun Arkeolog belum dapat memastikan tahun berapa dan apa nama kerajaan yang berdiri tersebut. Akan tetapi Arkeolog menduga ada keterkaitannya dengan sejarah Kerajaan Tanjungpura. Arkeolog menduga Kerajaan Tanjungpura ada kaitannya dengan Kerajaan Majapahit. Saat ini enam orang Arkeolog sedang berusaha mengungkap tabir dari Situs Candi tersebut. Pihaknya masih mencari benda atau Prasasti yang kemungkinan dapat menjelaskan dari mana dan nama Kerajaan tersebut.