Setelah mendarat dengan keadaan utuh d Bandara Ngurah Rai Bali, bertemu dengan teman-teman sesama jurnalis lingkungan. Kami melanjutkan perjalan ke Resort Mercure Hotel, Sanur, Bali.
Awal, aku mengira cukup jauh setelah mendapatkan informasi dari warga yang kutanya di bandara.
"Jauh, itu didaerah sana...." ujar pria yang sebelumnya akrab berbahasan Bali dengan temannya.
Akupun menjadi bertanya-tanya informasi tersebut betul atau hanya sekedar informasi yang tidak akurat.
Menggunakan Bus Pariwisata, aku dan rombongan kecil bersama jurnalis Kompas, Tempo, The Jakarta Post, Jurnal Nasional, dan Media Indonesia, ikut pula Antara, tiba sekitar pukul 11.00 Wib di Resort, begitu aku menyebutnya supaya lebih keren dikit....hehehe.
Sesampainya di Lobby hotel, kami harus mendaftar dulu, (Emang sih kamar sudah dipesan, mungkin karena orang Indonesia atau turis lokal bermodal lokal pula, masalah reservasi harus berbelit-belit).
Kata petugas, harus di urutkan dulu....teman-teman dari Jakarta yang biasa cepat terlihat mengomel-ngomel.
Mungkin karena sudah terbiasa dengan intans dan cara kerja profesional diperhadapkan dengan hal seperti ini, keluarlah gerutuannya.
Kurang lebih hampir setengah jam kami menunggu, dalam menunggu tersebut, ternyata Resort Mercure pandai membuat tamu rilexs dari perjalanan yang mungkin melelahkan. Kami diberikan minuman jahe hangat yang sedikit menghilangkan rasa haus dan letih di seluruh badan.
Akhirnya recepsionis menyerahkan kunci dengan nomor 330 kepada aku dan temannya. Ternyata satu kamar untuk berdua. Tidak sesuai dengan harapanku yang berharap satu kamar diisi satu orang......hehehe.
Kamipun melepaskan lelah dan letih dengan membaringkan badan di kasur yang empuk. Tapi sebelumnya membasuh badan dengan air hangat...untuk menghilangkan bau satu hariannya yang tidak menyentuh air.
Malampun berakhir dengan tidur terlelap......
Awal, aku mengira cukup jauh setelah mendapatkan informasi dari warga yang kutanya di bandara.
"Jauh, itu didaerah sana...." ujar pria yang sebelumnya akrab berbahasan Bali dengan temannya.
Akupun menjadi bertanya-tanya informasi tersebut betul atau hanya sekedar informasi yang tidak akurat.
Menggunakan Bus Pariwisata, aku dan rombongan kecil bersama jurnalis Kompas, Tempo, The Jakarta Post, Jurnal Nasional, dan Media Indonesia, ikut pula Antara, tiba sekitar pukul 11.00 Wib di Resort, begitu aku menyebutnya supaya lebih keren dikit....hehehe.
Sesampainya di Lobby hotel, kami harus mendaftar dulu, (Emang sih kamar sudah dipesan, mungkin karena orang Indonesia atau turis lokal bermodal lokal pula, masalah reservasi harus berbelit-belit).
Kata petugas, harus di urutkan dulu....teman-teman dari Jakarta yang biasa cepat terlihat mengomel-ngomel.
Mungkin karena sudah terbiasa dengan intans dan cara kerja profesional diperhadapkan dengan hal seperti ini, keluarlah gerutuannya.
Kurang lebih hampir setengah jam kami menunggu, dalam menunggu tersebut, ternyata Resort Mercure pandai membuat tamu rilexs dari perjalanan yang mungkin melelahkan. Kami diberikan minuman jahe hangat yang sedikit menghilangkan rasa haus dan letih di seluruh badan.
Akhirnya recepsionis menyerahkan kunci dengan nomor 330 kepada aku dan temannya. Ternyata satu kamar untuk berdua. Tidak sesuai dengan harapanku yang berharap satu kamar diisi satu orang......hehehe.
Kamipun melepaskan lelah dan letih dengan membaringkan badan di kasur yang empuk. Tapi sebelumnya membasuh badan dengan air hangat...untuk menghilangkan bau satu hariannya yang tidak menyentuh air.
Malampun berakhir dengan tidur terlelap......
Komentar