Langsung ke konten utama

Tersangka Rekayasa 3 Apotek

Tiga perusahaan dalam proyek pengadaan  obat cacing dan vitamin di Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau tahun anggaran 2006-2007 diduga adalah hasil rekayasa para pelaku. Sebelumnya, Kejasaan Tinggi Kalbar telah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan obat cacing dan vitamin, yakni RJB, FP, dan PAT.
"Tiga apotik itu, merupakan rekayasa para tersangka, ini berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan yang telah kita lakukan," kata Didik Istiyanta, Selasa (15/1). Diketahui pula, akibat rekayasa tersebut, harga obat cacing dan vitamin untuk peningkatan ketahanan fisik anak, melambung tinggi dari harga sebenarnya.
Ketiga tersangka ini diduga kuat merekayasa pengadaan obat cacing dan vitamin yang mengakibatkan negara dirugikan hampir mencapai 83 persen dari nilai dibayarkan atau sebesar Rp 7,1 miliar lebih. Sementara nilai sebenarnya, berdasarkan hasil penghitungan BPKP hanya sebesar Rp 2,3 miliar.
Diungkapkannya, kejaksaan tinggi sedang melakukan penyidikan dan sudah menetapkan seorang tersangka lainnya. Namun yang bersangkutan belum ditahan karena mangkir dari panggilan yang telah dilayangkan.
"Yang satu biarkan dulu, kita telah panggil, tapi belum datang. Hari ini kita tidak ada melakukan pemeriksaan terhadap tiga tersangka yang sudah ditahan," ujarnya.
Terkait soal pengalihan penahanan yang diajukan oleh kuasa hukum, Didik mengaku belum menerima. Iapun mempersilahkan kepada tersangka untuk mengajukan pengalihan penahanan.
Didik berjanji akan segera melimpahkan berkas kasus ketiga tersangka ke pengadilan. Diperkirakan pada awal Bulan Februari, berkas akan dilimpahkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
"Bulan Februari," katanya.
Kepala Seksi Penerangan, Arifin Arsyad, membenarkan tiga orang tersangka telah mengajukan pengalihan atau penangguhan penahanan. Hal itu dilakukan oleh tim kuasa hukum tiga tersangka, Martinus Ekok.
"Sudah dimasukkan, dan saat ini berada di meja kepala kejaksaan tinggi. Diproses dulu, nanti habis dari Kajati, turun ke Aspidsus, diproses lagi, sesuai aturan birokrasi," tuturnya.
Ditanya batas waktu keluarnya keputusan pengalihan penahanan, Arifin Arsyad menuturkan semuanya harus diselesaikan sesuai dengan tahapan birokrasi.
"Untuk hari ini tidak ada pemeriksaan, kita tunggu saja perkembangannya dari jaksa penyidik," tuturnya.
Ketua tim kuasa hukum tiga tersangka, Martinus Ekok, menuturkan telah menyerahkan berkas pengalihan penahanan terhadap tiga tersangka. Iapun berharap pihak kejaksaan bisa mengabulkan namun hal itu diserahkan sepenuhnya kepada kejaksaan.
"Kita berharap dikabulkan, mengingat status ketiga tersangka. Akan tetapi itu kewenangan dari penyidik. Kita sudah masukkan, tinggal menunggu saja," tuturnya.
Martinus mengungkapkan hari ini (kemarin) ketiga tersangka berada di rutan kelas IIA Pontianak. Tidak ada pemeriksaan terhadap para tersangka.
"Klien berharap agar prosesnya dipercepat, karena statusnya masih aktif sebagai PNS," harapnya.
Terpisah, Kepala Rumah Tahanan Negara (rutan) kelas IIA Pontianak, Johan Edward, menuturkan kondisi ketiga tersangka cukup baik. Ketiga tersangka, lanjut Johan Edward, semuanya dalam kondisi sehat.
"Semuanya sehat, dua pria satu wanita jabatannya dokter. Tempat kita pisah dari pelaku kriminal," tuturnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemuda dan LSM Anti Korupsi Kalimantan Tengah Mendapatkan Sekolah Intensif Dari KPK

HUKUM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar kegiatan Sekolah Intensif Pemuda dan LSM Antikorupsi tahun 2021 di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Kegiatan diselenggarakan mulai 22 – 24 Oktober 2021 bertempat di Hotel Neo Palma Palangkaraya. Kegiatan diikuti oleh 29 peserta dari 155 pendaftar. Dalam pembukaan kegiatan, Direktur Pembinaan Peran Serta Masyarakat KPK Kumbul Kusdwidjanto Sudjadi menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan para pemuda dan LSM dalam pemberantasan tindak pidana korupsi (tipikor), serta bagaimana mendorong peran serta aktif masyarakat dalam upaya pemberantasan korupsi. “Kami meyakini pemuda memiliki semangat yang lebih dan semangat tersebut harus terus dibina agar tertanam menjadi semangat antikorupsi,” ujar Kumbul. Dengan mengikuti sekolah pemuda dan LSM antikorupsi, kata Kumbul, diharapkan para generasi muda dapat melaporkan dugaan tindak pidana korupsi di sekitarnya ke KPK dengan laporan yang berkualitas...

Gubernur Kalbar Sutarmidji Targetkan Vaksinasi Kota Pontianak 250 Ribu Dalam Dua Bulan Mendatang

  Gubernur Kalbar Sutarmidji lewat akun media sosial Facebooknya menyampaikan bahwa vaksinasi di Kota Pontianak sudah mencapai 75 ribu orang.  Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk di Kota Pontianak  Hal itu disampaikannya pada Minggu 27 Juni 2021, Gubernur Sutarmidji menuturkan bahwa vaksinasi di Kalbar telah menyasar sekitar 200 ribu jiwa.  "Assalamu'alaikum, Alhamdulillah hingga hari ini di Pontianak warga yang sudah divaksin mencapai 75 ribu orang,". "Se-Kalbar sudah lebih 200.000 orang,". Gubernur Sutarmidji menargetkan bahwa sekitar dua bulan ke depan Pontianak bisa mencapai sekitar 200 hingga 250 ribu. "Kalbar (bisa,red) 500 ribu orang yang divaksin. Ini adalah ihktiar kita," terang Midji, sapaan akrab orang nomor satu di Kalbar.  Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini berharap pandemi Covid-19 yang melanda di dunia bisa segera berlalu. Terkhususnya di Kota Pontianak dan Kalimantan Barat.  "Semoga Covid segera berlalu. Saya sarankan mas...

Rumah Sakit Bethesda Serukam Melayani Masyarakat Pedalaman

Sudah sejak lama Rumah Sakit Bethesda Serukam melayani masyarakat pedalaman yakni Dayak dan hingga kini, Kamis (3/9). Terletak di kaki pegunungan Mendering, Kabupaten Bengkayang, dalam perkembangannya telah berdiri Akademi Keperawatan pada tahun 2001 dengan tujuan untuk menciptakan tenaga kesehatan bagi warga pedalaman. Jika kembali pada tahun 2000 kebawah, Rumah Sakit Serukam menjadi tujuan bagi masyarakat Kalbar bahkan warga dari luar Kalbar sendiri untuk berobat. Seiring dengan berkembangnya pelayanan kesehatan di setiap Kabupaten maupun di Provinsi, ternyata cukup berdampak pada jumlah pasien yang berobat ke Serukam. "Secara umum mengalami penurunan pasien dari luar Serukam. Ini disebabkan faktor eksternal yakni adanya rumah sakit Pemerintah yang mulai berubah seperti fasilitas dan dokter yang bertugas disana. Akan tetapi sejak dua tahun belakangan pasien yang berobat ke Serukam kembali mengalami peningkatan,. Hanya saja dari luar Kalbar seperti Jakarta berkurang," ujar...