Kritisi Impor Beras dan Garam, Ketua PP Muhammadiyah Ajak Masyarakat Sipil Perkuat Barisan Hadapi Oligarki Politik di Pemerintahan Jokowi Saat Ini
Ketua PP Muhammadiyah M. Busyro Muqoddas dalam Diskusi yang adakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah pada (20/3/2021) memaparkan, perlindungan petani dan nelayan berada dalam pusaran korupsi sistemik, masif dan terstruktur.
Ia mencontohkan impor beras dan garam sebagai cermin sekarat demokrasi. Petani dan nelayan serta buruh sebagai pilar kekuatan UMKM originial dan penyumbang terbesar suara dalam pemilu semakin terpental dari perlindungan politik dan hukum.
“Langkan impor beras sebagai petir yang menyambar nasib jutaan petani yang sedang dalam masa panen. Dan impor garam sebagai pukulan telak terhadap petani garam,” tegas Busyro.
Menyikapi hal itu, elemen masyarakat sipil terpanggil kepekaan rasa
keberakyatannya untuk membersamai rakyat menghadapi gejala pelemahan masyarakat
sipil.
Karena itu, Busyro mendorong Muhammadiyah, Nahdlatul ‘Ulama, Konferensi
Wali Greja Indonesia, dan organisasi keagamaan lain untuk aktif menyuarakan
keadilan.
“MPM sebagai salah satu unit di Muhammadiyah sebagaimana majelis yang
lain dihadapkan kepada persoalan yang amat serius di negeri ini,” tutur Busyro.
Karenanya, menurut Busyro, kehadiran MPM merupakan wujud misi moral dan
tanggung jawab lembaga keagamaan dalam wajahnya yang independen, imparsial, dan
kritis konstruktif kenegaraan yang memperhatinkan masa depan rakyat, bangsa dan
negara Indonesia.
Seperti dikutip dari situs resmi Muhammadiyah, Busyro mengaris bawahi,
bahwa perlu pelibatan masyarakat sipil untuk lebih bisa pro aktif termasuk
perguruan tinggi untuk menjadi lembaga independen yang memiliki akademik
freedom.
Senada dengan itu, Prof. Tamrin Amal Tomagola, Sosiolog Universitas
Indonesia menyebut korupsi yang terjadi di Indonesia semakin ke sini, semakin
memburuk.
Hal itu disebabkan karena terjadinya penguatan konsolidasi antar elite
oligarki politik, namun di sisi lain, konsolidasi di antara masyarakat sipil
semakin memudar. (*)
Komentar